Review dan Sinopsis dari Novel The Alchemist (Sang Alkemis) Karya Paulo Coelho
Cover buku sang alkemis karya Paulo Coelho |
Novel Sang Alkemis bercerita tentang perjalanan menggapai sebuah mimpi, yaitu kisah seorang pemuda bernama Santiago yang menjadi penggembala domba. Latar tempat dalam cerita ini adalah sebuah desa di Spanyol, tempat Santiago tumbuh dewasa.
Memiliki cerita dengan genre fiksi dibalut motivasi, Novel Sang Alkemis menggambarkan kehidupan Santiago yang awalnya merasa nyaman dengan kehidupan sederhananya. Ia menyukai hidup sebagai penggembala domba. Meskipun tidak kaya, ia sudah merasa cukup.
Lalu bagaimana kehidupan Santiago kemudian, yang akhirnya membuat pembaca bisa merasakan motivasi besar dalam mengejar atau mempertahankan mimpi? Berikut ini sinopsis dan review Novel Sang Alkemis karya Paulo Coelho.
Sinopsis Novel Sang Alkemis
Bangun dari Hidup yang Biasa-Biasa saja
Hidup Santiago yang biasa-biasa saja tiba-tiba berubah ketika dia tertidur di sebuah padang rumput dengan pagar-pagar yang rusak. Ia bermimpi menemukan harta karun di padang pasir dekat sebuah piramid, yang berarti harta karun itu ada di mesir.
Awalnya, Santiago biasa saja menanggapi mimpi itu. Namun, perlahan-lahan ia mulai terus memikirkannya dan mimpi yang sebelumnya hanya sekadar bunga tidur, kini menjadi mimpi tujuan hidup yang ingin lakukan dengan serius.
Mimpi itu berulang kali ia dapatkan hingga akhirnya ia menemui wanita gipsi untuk mengartikan mimpi tersebut. Melalui tafsiran mimpi tersebut, Santiago bertemu dengan seorang Raja Salem. Raja itu yang meyakinkan si pemuda untuk meraih mimpinya.
Santiago lalu menjual semua dombanya dan membeli tiket kapal ke Afrika dengan uang tersebut. Ia percaya bahwa hidup yang ia tinggalkan memang tidak akan segera mengantarkannya kepada kenyamanan. Tetapi ia tidak ragu-ragu untuk mengejar mimpinya.
"Sang Alkemis Sebuah novel yang wajib dibaca untuk para pengejar mimpi yang masih ragu-ragu dengan mimpinya"
Sete;ah menaiki kapal, ia bertemu seorang pemuda lain yang ingin membantunya untuk hidup di daerah yang asing itu. Namun, sial pemuda yang baru dikenalnya ternyata adalah seorang penipu. Seluruh harta yang ia miliki dibawa lari. Tinggal lah ia seorang diri, di negeri asing, dan semua kenyamannya hilang ketika ia ingin mengejar mimpi.
“Pagi tadi dia sudah tahu segala sesuatu yang akan dialaminya sementara dia melintasi padang-padang yang sudah begitu dikenalnya. Tapi sekarang, saat matahari mulai terbenam, dia berada di negeri lain, menjadi orang asing di negeri asing pula, yang bahasanya tidak ia pahami. Dia bukan lagi anak gembala, dan dia tidak punya apa-apa, tidak juga punya uang untuk pulang dan memulai hidup baru” (Halaman 54)
Di halaman 50-an, pembaca sudah dapat melihat hidup Santiago
berubah 180 derajat. Hidupnya menjadi sangat asing dan menyedihkan hanya karena
ingin mengejar mimpi.
Santiago keluar dari zona nyaman yang kecil dengan maksud mendapatkan zona nyaman yang lebih luas, tetapi menuju hal tersebut akan banyak rintangan yang harus ia lalui.
Review Novel Sang Alkemis
Hambatan Kadang Berupa Keberuntungan
Dari cerita santiago hingga halaman ke 54, pembaca bisa mengetahui bahwa kadang-kadang untuk mencapai sesuatu yang lebih besar, kita harus mengobankan banyak hal yang sebelumnya kita miliki. Itulah pelajaran pertama dari novel sang alkemis dari bagian pertama kisah Santiago, setelah memutuskan untuk mengejar mimpinya.
Banyak keberuntungan yang Santiago dapatkan setelahnya, seperti bekerja di sebuah toko kristal. Santiago cukup sukses karena ide-idenya dalam mengembangkan usaha. Ia mendapatkan gaji yang besar, bahkan bisa membawanya kembali ke negara asal sekaligus membeli dua kali lipat domba yang dulu ia miliki.
Semula, santiago ingin mengembalikan kehidupannya, dengan menjadi penggembala. Tapi inilah pelajaran kedua dari novel sang alkemis, ia tetap melanjutkan perjalanannya mencari harta karun meskipun tau, ia bisa kehilangan hartanya lagi.
Kadang-kadang dalam hidup, kita perlu mempertaruhkan banyak hal berkali-kali. Tidak semua yang diperjuangkan adalah bebal. Sebaliknya, kadang-kadang kita perlu tekad untuk memperjuangkan sesuatu.
Jangan Memaksa Seseorang Untuk Memiliki Prinsip yang Sama
Selanjutnya Santiago bertemu seorang tukang roti di Kota Tarifa. Diceritakan bahwa tukang roti itu sebenarnya memiliki mimpi untuk berkelana, tapi ia memilih untuk menjadi pembuat roti agar memiliki kehidupan yang lebih nyaman.
Awalnya, Santiago ingin menasehati tukang roti itu, dan menyuruhnya untuk mengejar mimpi saja. Tetapi kemudian Santiago sadar, semua orang memiliki pertimbangannya sendiri untuk mencapai sesuatu.
Adapun kisah lainnya adalah si penjual kristal yang ingin beribadah haji. Selama ia hidup, ia bekerja dan menabung agar bisa pergi beribadah haji. Namun, meskipun kini usaha kristal yang ia miliki sudah berkembang pesat. Penjual itu tidak akan melaksanakan ibadah haji karena ia takut jika tujuan hidupnya terlaksana, ia jadi tidak memiliki tujuan untuk hidup dan bekerja.
Itulah salah satu pelajaran dari novel Sang Alkemis, yaitu ketika kamu memiliki kesempatan dan peluang untuk mengejar mimpi, jangan sampai kamu menghina atau merendahkan mereka yang memiliki mengubur mimpi itu dan melakukan hal lain.
Seperti halnya kamu bebas dalam bermimpi. Maka kamu juga bebas untuk mengejarnya atau tidak. Kita hanya perlu fokus pada keputusan dari mimpi yang kita punya. Mimpi oranglain adalah urusan mereka. Setiap manusia memiliki takarannya sendiri dalam mengukur sesuatu.
Memiliki Seseorang yang Mau Menunggu dan Mendukung Mimpi adalah Berkah
Dari semua keberuntungan yang bisa membuat Santiago berhenti mengejar mimpi adalah saat bertemu dengan seorang gadis di suatu desa. Untuk kali pertama, Santiago ingin berhenti mengejar mimpinya dan menetap saja dan menikah dengan gadis ini.
Namun, beruntungnya Santiago, saat ia lengah mengejar mimpi, gadis itu menguatkannya untuk melanjutkan perjalanan dan berjanji akan menunggunya. Gadis tersebut mengatakan bahwa bisa saja hari ini Santiago ingin berhenti, tetapi ia bisa menyesal di kemudian hari.
Penyesalan di masa tua bisa jadi malah merusak hubungan mereka di kemudian hari. Akhirnya Santiago melanjutkan perjalanan. Ia kemudian sampai di Mesir dan menemukan harta karun dengan cara yang sangat tidak terduga.
Novel ini, meskipun merupakan karangan lama, sangat cocok dan dapat di rekomendasikan bagi anak-anak muda yang sedang galau atau ragu dalam mengejar mimpinya.
Jika Kamu punya mimpi, tanyakanlah pada dirimu apa yang sebenarnya Kamu inginkan. Mengikutinya atau tidak, Kamulah yang sepenuhnya memiliki hak untuk itu, bukan orang lain.
Jangan
mendengarkan kata orang lain. Karena mereka tidak pernah tau bagaimana
mimpi-mimpi itu seringkali berdegup keras dan mengganggu tidur malammu.
Salam Hangat,
Helra