Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Review dan Sinopsis Film Perempuan Tanah Jahanam: Film Horor Pertama Christine Hakim

Scene dalam Film Perempuan Tanah Jahanam
Tanganhelra.com-Film Perempuan Tanah Jahanam rilis pada 2019 lalu yang disutradarai oleh Sutradara Joko Anwar. Film ini mendapatkan banyak penghargaan dalam berbagai kategori. Baca selengkapnya review dan sinopsis film Perempuan Tanah Jahanam dalam artikel di bawah ini.

Perempuan Tanah Jahanam dibintangi banyak aktris dan aktor papan atas. Beberapa di antaranya Tara Basro (Maya), Marissa Anita (Dini), Christine Hakim (Nyi Misni), Ario Bayu (Ki Saptadi), Asmara Abigail (Ki Saptadi), dan aktor lainnya.

Film ini juga menjadi film horor pertama bagi Christine Hakim. Setelah menolak banyak permintaan agar ia mau berperan dalam film horor, akhirnya Christine Hakim menerima project pertama horornya dalam film Perempuan Tanah Jahanam.

Film Perempuan Tanah Jahanam bercerita tentang sebuah desa bernama desa Harjosari yang memiliki kutukan selama bertahun-tahun. Para penduduk percaya bahwa kutukan tersebut bisa hilang dengan membunuh seorang anak perempuan yang mereka anggap sebagai sumber kutukan.

Berikut ini sinopsis dan review dari film Perempuan Tanah Jahanam.

Sinopsis Perempuan Tanah Jahanam

Sebuah Usaha Mencari Masa Lalu

Film Perempuan Tanah Jahanam dimulai dengan adegan seorang pria bernama Bimo (Teuku Rifnu) yang mengincar Maya  untuk dibunuh. Maya yang bekerja sebagai penjaga kasir jalan tol menyadari bahwa ada seorang pria yang sering bulak-balik tol sambil menunjukkan sikap aneh dan terlihat mengincarnya.

Kemunculan Bimo yang memberikan Maya pertanyaan berupa siapa nama ayahnya membuat ia kemudian mengejar Maya dan berusaha membunuh wanita itu pada awal cerita.

Pada adegan ini, terdapat juga plot kuncian cerita, yaitu ketika Bimo hampir berhasil membunuh Maya tetapi ia lebih dulu merobek paha Maya dengan pisau. Hal ini  Bimo lakukan untuk memastikan terlebih dahulu apakah benar Maya adalah anak yang selama ini ia incar. 

Berkat pahanya yang sobek, Maya menemukan sesuatu yang aneh. Ia menemukan sebuah kertas kecil berisi tulisan jawa kuno yang akhirnya ia lepaskan. Mantra tersebut ternyata adalah mantra yang membuatnya tidak bisa melihat hantu. 

Bersamaan dengan itu, Maya dengan sahabatnya (Dini) merasa hidup sudah sangat sulit dan mereka memerlukan uang. Maya bercerita bahwa bisa jadi ia memiliki sebuah warisan rumah di suatu kampung terpencil.

Mengetahui hal itu, Dini mendukungnya untuk mencari rumah tersebut lalu menjualnya. Uang hasil penjualan rumah bisa untuk Maya dan Dini bertahan hidup di kerasnya kota Jakarta. 

Berbekal petunjuk yang terbatas, Dini dan Maya berangkat ke desa Harjosari, desa yang cukup terpencil karena tidak ada akses sinyal sama sekali. Sepanjang perjalanan, Dini merasakan banyak keanehan, termasuk melihat beberapa bayangan hantu anak kecil di pinggir jalan.

Setelah sampai, Maya dan Dini mencari tahu secara diam-diam kemana mereka bisa mendapatkan informasi mengenai rumah tersebut. Meski begitu, ada banyak keanehan yang mereka rasakan, salah satunya adalah tidak ada anak kecil di kampung tersebut.

Perlahan-lahan alur cerita film Perempuan Tanah Jahanam membawa Maya pada kisah masa kecilnya. Bukan hanya mendapatkan bagaimana kisah masa lalunya, Maya juga bertanggung jawab terhadap kutukan yang menimpa desa tersebut. 

Review Film Perempuan Tanah Jahanam

Kerja sama suami-istri

Ada hal yang lebih menarik dari karakter pasangan suami istri Bimo (Teuku Rifnu) dan Asmara Abigail (Ratih) dalam film Perempuan Tanah Jahanam. 

Karakter Bimo sebagai antagonis yang pada awal film berusaha membunuh Maya, sementara karakter Ratih sebagai protagonis yang menolong Maya untuk keluar dari desa tersebut. Meski terlihat bertolak belakang, usaha keduanya sebenarnya adalah sebuah kerja sama yang baik.

Bimo yang membuka tempat jimat di paha Maya menjadi lepas sehingga Maya bisa melihat hantu anak kecil yang menunjukkannya cara menghilangkan kutukan. Sementara Ratih tetap teguh untuk tetap menyelamatkan Maya karena percaya pasti ada cara lain untuk menyembuhkan kutukan tanpa membunuh.

Kecerobohan atas keputusan yang Bimo ambil, dan kepercayaan diri serta empati yang dimiliki Ratih, telah melahirkan kesempatan bagi Maya untuk mengetahui latar belakang kehidupannya serta membantu desa Harjosari untuk selamat dari kutukan.

Terlebih, apresiasi untuk Asmara Abigail yang totalitas dalam membuat film terasa mencekam. Ekspresi, nada suara, hingga gerak-gerik Ratih dalam Perempuan Tanah Jahanam, sukses membuat penonton merinding. 

Karena gerak-gerik Ratih yang menakutkan, mayoritas penonton pasti akan menuduh hal-hal buruk kepada tokoh ini. Namun, kejutan, Joko Anwar mengajarkan kita untuk tidak melihat seseorang dari cover.

Ketabahan hati Ratih dan perjuangannya dalam membantu Maya, menorobos semua prasangka penonton dan bisa menempatkannya sebagai tokoh terbaik dalam film.

Jangan lupakan juga  pengorbanan Dini. Keberhasilan mereka nyatanya juga adalah buah pengorbanan dari sahabat Maya, Dini (Marissa Anita) yang akhirnya terbunuh dan kulitnya dikuliti lalu dijadikan wayang. (gambar pertama)

Peran Pertama Christine Hakim dalam film Horor

Hal lain yang tak kalah menarik adalah bergabungnya Christine Hakim, sang Aktor senior nan legendaris, yang akhirnya mau bergabung di produksi film horor.

Film ini kemudian menjadi film horor pertama Christine Hakim dan membuat penonton terkejut dengan penampilannya ketika menari dalam film.

Tak hanya itu, hal yang cukup mengejutkan penonton adalah peran Christine Hakim sebagai Nyi Misni ternyata adalah biang kerok terjadinya kutukan di desa harjosari.

Awalnya penonton akan mencurigai ayahnya Maya sebagai pembuat kutukan. Namun, Nyi Misnilah yang pertama kali membuat kutukan kepada Maya, dan ayahnya hanya memperbaiki hal tersebut.

Secara keseluruhan, film Perempuan Tanah Janaham hampir menyediakan atmosfer tidak nyaman di semua scenenya.

Awal scene, pertengahan, puncak, hingga di akhir pun Sang Sutradara Joko Anwar seolah tega membuat penonton terus merasa tegang. Bahkan pada akhir cerita yang awalnya membuat penonton bisamenghembuskan napas lega, ternyata masih dihadiahi jumscare oleh kutukan baru dari Nyi Misni.

Sebelumnya, Film Pengabdi Setan yang juga digarap Joko Anwar juga membuat banyak plot baru sehingga menambah kesegaran alur cerita di film-film horor Indonesia.

Dan lahirnya film Perempuan Tanah Janaham ini tentu saja memberikan plot-plot baru yang dinikmati penonton dari keseluruhan isi cerita, sekaligus akting para aktor yang totalitas dan luar biasa.

Sekian review film kali ini,


Salam Hangat,

Helra.