Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Review dan Sinopsis Novel Olenka Karya Budi Darma: Novel Polifonik Indonesia


Cover Novel Olenka karya Budi Darma

Tanganhelra.com-Novel Olenka yang ditulis oleh Budi Darma ini merupakan novel lama yang sempat diterbitkan oleh penerbit Balai Pustaka pada 1983. Novel ini kemudian sempat menghilang di peredaran, hingga akhirnya diterbitkan kembali oleh Noura Penerbit pada 2018 (cetakan pertama).

Novel Olenka ini merupakan salah satu novel penting dalam kesusastraan Indonesia. Bagi saya, menulis review dan sinopsis Olenka merupakan bagian terberat. Novel ini memiliki kedudukannya sendiri bagi para sastrawan dan pecinta sastra Indonesia.

Salah-salah sedikit mengenai review dan sinopsis, bisa-bisa saya tidak punya nyali lagi untuk menuliskan review mengenai novel sastra karya pengarang besar.

Budi Darma Sang Legendaris

 Novel Olenka merupakan novel pertamanya Budi Darma. Setelah sukses menuliskan kumpulan cerpen Orang-Orang Bloomington pada 1980, Darma akhirnya berhasil menulis novel yang menjadi bagian penting dalam kesusastraan Indonesia.

Darma dikenal sebagai cerpenis, esais, dan novelis. Ia juga merupakan Guru Besar Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS) Universitas Negeri Surabaya. 

Darma menempuh studi di UGM, dan dilanjut di University of Southern Indiana. Hal inilah yang menjadi bekal awal Darma dalam menulis karya Orang-Orang Bloomington dan Olenka.

Sinopsis Olenka

Tokoh utama novel ini adalah Fanton Drummond, seorang lelaki yang mandiri—atau kesepian—yang kemudian bertemu seorang wanita di lift apartemennya.

Drummond kemudian jatuh cinta pada wanita ini, yang tak lama kemudian diketahui namanya adalah Olenka. Sayangnya, Olenka telah bersuami. Ia juga memiliki seorang anak yang lebih melekat dengan suaminya.

Cerita Olenka cukup sederhana sebenarnya. Drummond akhirnya menjalin kasih dengan Olenka secara diam-diam (menjadi selingkuhan), tetapi karakter Olenka bukanlah karakter yang mudah ditebak.

Pembaca akan banyak memahami pemikiran Drummond lewat penjelasan-penjelasannya berupa narasi dalam hati dan pikiran yang ditulis pengarang. Namun, tidak demikian untuk karakter Olenka.

Karakter Olenka seakan berdiri sendiri, membuat pembaca bingung apa yang hendak ia pikirkan, dan apa keputusan yang akan ia ambil.

Olenka seakan implementasi dari kesepian, kebebasan, sekaligus kebingungan—setidaknya itulah menurut saya.

Olenka akhirnya pergi meninggalkan Drummond. Tentu saja, Drummond patah hati berat dan berusaha mencari Olenka ke sana-sini.

Dari perjalanan itulah Drummond bertemu dua orang gadis yang bersahabat. Salah satunya mencintai Drummond. Dari waktu ke waktu, Drummond akhirnya mulai mencintai wanita itu, dan mengajaknya menikah.

Tapi di sini, pembaca seakan ditipu oleh karakter dalam novel. Seperti Olenka, Drummond menjelma menjadi karakter yang pemikiran dan keputusannya seakan berdiri sendiri. Bukan ciptakan oleh pengarang, dan tidak bisa diterka oleh pembaca.

Drummond meninggalkan wanita itu. Dan lebih mengejutkan, setelah pencarian panjangnya untuk mencari Olenka. Ia meninggalkan Olenka juga, dan pergi menjalani hidup yang entah seperti apa, yang ia inginkan.

Review Novel Olenka

Kebebasan tokoh atau karakter dalam berpendapat dan memutuskan sikapnya ini disebut Novel polifonik. Menurut Bakhtin (1973:4) novel Polifonik membuat sang tokoh terbebas dari pemikiran atau pendapat pengarang.

Tokoh seakan memiliki keputusannya sendiri, terserah dia mau melakukan apa, berpendapat soal apa, dan memutuskan apa.

Itulah yang pembaca rasakan saat membaca Olenka. Pembaca akan merasakan bahwa pemikiran dan sikap yang dilakukan para tokoh (dalam hal ini Drummond dan Olenka) seakan-akan bukanlah keinginan pengarang.

Kedua tokoh ini seakan-akan seenaknya dalam berpendapat, mengatur pemikiran, memberitahunya kepada pembaca, lalu akhirnya memutuskan sesuatu yang berlawanan dengan pemikirannya.

Novel Polifonik ini dapat dibilang unik. Karena meskipun permasalahannya sederhana, tidak mudah bagi seorang penulis membuat pembaca merasakan kebingungan dan keabsurdan dari tokoh dalam novel.

Tak hanya karakter Drummond dan Olenka, karakter suami Olenka juga dibuat demikian. Kebingungan pembaca, utamanya seperti—oh ada orang seperti ini—membuat pembaca mendapatkan sensasi baru dalam mengenali sebuah tokoh dalam cerita.

Begitulah Budi Darma menulis dan menyajikan novel Olenka, yang akhirnya menjadi salah satu karya penting dalam garis kesusastraan Indonesia.


Salam Hangat,

Helra