3 Alasan Serial Zombie “All of Us Are Dead” Berbeda dari Film Zombie Lainnya
Para aktor dan aktris dalam drakor All of Us are Dead |
Series "All of Us Are Dead" menceritakan sebuah kota fiktif bernama Hyosan di Korea Selatan yang memunculkan wabah zombie. Wabah tersebut berawal di sebuah sekolah yaitu SMA Hyosan dan kemudian menyebar ke seluruh kota.
Seperti yang kita ketahui, serial action khususnya zombie selalu laris di pasaran. Sebelum serial “All of Us Are Dead”, penggemar drama korea sudah lebih dulu dibuat tegang oleh drama korea Happiness yang tayang november 2021.
Bahkan para penggemar serial dan movie Korea sudah lebih dulu gagal move on oleh film “Train to Busan” yang diperankan Gong Yoo pada 2016 silam.
Meski begitu, terdapat lima alasan yang membuat “All of Us Are Dead” berbeda dengan film atau serial zombie lain, sehingga layak untuk segera ditonton.
Berikut 3 alasan serial “All of Us Are Dead” berbeda dari film atau serial zombie lainnya.
1. Berawal dari Kekecewaan Seorang Ayah
Banyak film atau serial zombie yang berawal dari sebuah virus menular, percobaan obat, hingga suatu kegagalan projek farmasi. Namun, serial “All of Us Are Dead” berawal dari kekecewaan seorang ayah yang berprofesi sebagai guru sains di suatu SMA.
Guru tersebut memiliki seorang anak laki-laki yang bersekolah di SMA yang sama, dan menjadi korban pembulian (dirundung).
Guru tersebut melaporkan kejadian yang menimpa anaknya, tetapi sang anak tidak mengakui perundungan. Para guru dan siswa lain seolah menutup mata terhadap apa perundungan yang terjadi di sekolah.
Karena tidak tega sekaligus merasa marah dengan keadaan tersebut, Guru sains yang pernah bekerja di perusahaan farmasi, akhirnya mencoba membuat obat agar anaknya bisa menjadi kuat. Sayangnya, anak tersebut menjadi zombie.
Tak hanya kepada anaknya, guru tersebut menyuntikkan obat kepada seekor tikus, yang kemudian menggigit salah satu siswi kelas 11. Melalui siswi inilah virus zombie kemudian menular melalui satu gigitan ke gigitan lainnya.
Saat ditangkap oleh polisi, guru tersebut mengatakan bahwa ia kecewa dengan orang-orang yang menutup mata terhadap kekerasan yang jelas-jelas mereka lihat.
2. Persahabatan dan Pengkhianatan
Serial “All of Us Are Dead” berfokus kepada beberapa anak kelas 11 yang bertahan hidup dari satu ruangan ke ruangan lain. Mereka semua memiliki satu atau dua sahabat yang kemudian memutar otak untuk bertahan hidup.
Nam On Joo bersahabat dengan Lee Cheongsan sejak di taman kanak-kanak. Mereka bertetangga sehingga terlihat selalu bersama dan dianggap berpacaran oleh teman-teman lainnya.
Meski begitu, On Joo memiliki satu sahabat perempuan yaitu I-Sak. Begitu pun juga dengan Cheong San yang memiliki sahabat laki-laki yaitu Gyeong Su.
Nam On Joo |
Sayangnya, I-Sak harus terinveksi ketika mereka pindah dari ruang pertama, dan menyebabkan jiwa On Joo terguncang hebat. Ia terpisah dengan satu-satunya sahabat perempuan yang ia miliki.
Tak hanya I-Sak, Gyeong Su pun terinveksi di ruang siaran. Gyeong Su terinveksi karena Na Yeon (siswi yang sering bertengkar dengan Gyeong Su) menempelkan darah bekas zombie ke bagian tangan Gyeong Su yang terluka.
Hal ini membuat Cheongsan harus berpisah dengan Gyeong Su. Setiap karakter yang bersahabat berakhir dengan kehilangan teman terdekatnya.
Mereka yang tersisa kemudian saling melindungi dan mencari cara untuk bisa keluar dari sekolah yang penuh dengan zombie.
Na yeon (diperankan Lee Yoo mi yang merupakan aktor di serial Squid Game) pergi meninggalkan teman-temannya dan diselamatkan oleh wali kelas mereka. Na Yeon kemudian menyelamatkan diri di ruang yang penuh dengan makanan.
Na Yeon (baju pink) dan teman-teman lain di ruang siaran |
3. Cinta Segitiga dan Perasaan yang Terlambat
Nam On Joo dan Lee Cheongsan yang bersahabat dari sejak taman kanak-kanak, terlibat cinta segitiga dengan Lee Suhyeok. On Joo mengajak Suhyeok berpacaran, tetapi Suhyeok mengetahui bahwa Cheongsan sudah menyukai On Joo sejak lama.
Su Hyeok, si paling atletis. |
Tak hanya itu, Suhyeok juga menyukai ketua kelas mereka yang selama ini tidak pernah ikut bergaul dengan teman-teman lainnya. Hal ini kemudian membuat Suhyeok menolak On Joo, dan Cheongsan akhirnya mengakui perasaannya di malam kedua mereka terjebak di sekolah penuh zombie.
On Joo yang merasa dikhianati, mulai takut akan kehilangan persahabatannya dengan Cheongsan. Meski begitu, hingga akhir, Cheongsan selalu menjadi penyelamat bagi teman-temannya, khususnya sebagai pelindung On Joo nomer satu.
Kita bicarakan nanti, mungkin besok atau pekan depan setelah kita makan dan mandi. -On Joo dan Cheongsan
Setelah keadaan semakin krisis, dan mereka kehabisan cara untuk bisa keluar dari sekolah, Cheongsan yang memiliki konflik dengan Gwi Nam (siswa perundung yang memiliki kekebalan tubuh sehingga ia menjadi setengah zombie dan setengah manusia) bertengkar dan menyebabkan Cheongsan terinveksi.
Gwi Nam, pemilik antibodi. |
Di akhir hidupnya, Cheongsan mencium dan memeluk On joo, dan sampai akhir menyelamatkan teman-temannya agar bisa keluar dari gedung yang penuh zombie.
Cheongsan, pelindung teman-teman nomor satu |
Salah satu kutipan di serial “All of Us Are Dead” adalah sebagai berikut.
Kamu bisa melupakan orang yang sudah mati, tetapi sulit merupakan seseorang yang sudah berubah
Serial “All of Us Are Dead” membuat penonton hanyut dengan kisah persahabatan, kehangatan, dan ketegangan zombie yang luar biasanya. Jika di series zombie lainnya, manusia akan melawan zombie yang tidak mereka kenal sehingga mereka mudah untuk melawan, memerangi, dan membunuh mereka.
Sementara di “All of Us Are Dead” mereka harus melawan zombie yang merupakan teman-teman, guru, dan keluarga mereka sendiri. Serial ini cocok untuk kamu yang ingin refreshing seharian dan memutuskan untuk maraton sebuah series.***
Sumber gambar: akun instagram official netflix indonesia
Salam hangat,
Helra.