Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Review dan Sinopsis Animal Farm Karya George Orwell

Novel Animal Farm karya George Orwell

TanganHelra- Novel Animal Farm karya George Orwell diterjemahkan dalam bahasa Indonesia  oleh Prof. Bakdi Soemanto dengan cetakan pertama tahun 2015.

Novel Animal Farm Karya George Orwell merupakan novel yang memiliki gaya penulisan sarkas melalui sebuah cerita tentang peternakan binatang yang melakukan perlawanan dan pengusiran pada pemiliknya.

Novel ini sepenuhnya bercerita tentang kehidupan para binatang, mulai dari babi-babi yang pintar, kuda yang pekerja keras, hingga biri-biri yang kompak. Kepintaran tersebut mambawa para binatang tersebut untuk sepakat membenci dan menjauhi manusia karena telah memperbudak mereka dan mendapatkan keuntungan darinya.

Setelah menyelesaikan novel Animal Farm, setiap pembaca pasti memiliki simpulannya sendiri mengenai makna dari para binatang, keuntungan, memperbudak, kemenangan bersama, dan manusia

Sinopsis Buku Animal Farm karya George Orwell

Hewan Pintar yang Membodohi Hewan lain

Cerita Animal Farm diawali dengan seorang babi senior bernama Major yang mengumpulkan semua hewan di peternakan milik Pak Jones. Ia menceritakan mimpi anehnya yang merupakan lagu pemberontakan dari para nenek moyangnya, yaitu pemberontakan melawan manusia.

Setelah kematian Major, para binatang menghadapi suatu situasi kelaparan, yaitu ketika Pak Jones dan para karyawannya lalai memberi makan para binatang. Akibatnya, semua binatang mengamuk dan menendang Pak Jones, istrinya, dan semua karyawannya ke luar peternakan.

Amukan ini bukan hanya semacam kegilaan yang dilakukan para binatang, tetapi semacam kudeta. Mulai saat itu, Snowball dan Napoleon yang merupakan dua babi terpintar, mulai memimpiin para binatang untuk hidup mandiri.

Para binatang bekerja seperti manusia dan mereka memakan sendiri hasil jerih payahnya. Mereka mengakui bahwa seluruh tanah peternakan, setiap jengkalnya adalah milik mereka bersama. Aturan demi aturan dibuat oleh para binatang yang memimpin, yaitu para babi. Semua binatang harus mengikuti aturan tersebut demi kenyamanan bersama.

Kebencian terhadap manusia seringkali digaungkan. Para binatang sering menyanyikan lagu “binatang Inggris” sebagai yel-yel yang membangkitkan jiwa mereka. Meski harus hidup bekerja keras seperti manusia, mereka bangga karena tidak diperbudak oleh siapapun. Dalam hal ini, mereka merasa bebas atas diri mereka sendiri.

bagian dalam novel Animal Farm
Meski begitu, cerita Animal Farm membawa pembaca menuju keserakahan yang dilakukan para pemimpin binatang. Kesetaraan yang mereka gaung-gaungkan mulai lenyap, digantikan dengan penghormatan berlebihan dan keputusan sepihak.

Berbagai manipulasi dari Sang Pemimpin, babi bernama Napoleon, mulai membawa para binatang dalam kebingungan. Pasalnya para binatang lainnya bodoh, tidak bisa membaca, dan daya ingatnya lemah. Banyak aturan dimanipulasi, kesejahteraan hanya untuk para babi, hingga bekerja sama dengan manusia demi keuntungan para pimpinan.

Review Novel Animal Farm

Ide dibentuk dalam Masa Perang

Novel ini merupakan novel politik yang ditulis Orwell pada masa Perang Dunia II. Novel ini merupakan karya satire atas Uni Soviet dengan konsep atau bentuk pemerintahan yang disebut totaliterisme.

Uniknya, Orwell menulis karya ini dengan kisah binatang yang nyaris ringan dan bahkan bisa dibacakan kepada anak-anak.

Jika kamu membaca atau dibacakan novel Animal Farm pada usia 10 tahun, pembaca mungkin hanya akan menganggap cerita ini sebagai imajinasi pemberontakan para binatang yang nyaris tidak mungkin terjadi dunia nyata.

Namun, bertahun-tahun kemudian, katakanlah pada usia belasan dan puluhan ketika pembaca telah mengenal sejarah dan paham sedikit-sedikit tentang politik. Pembaca akan menyadari bahwa kisah yang mereka baca saat berusia sepuluh tahun merupakan karya yang sangat luar biasa.

Mengenalkan Sistem dengan Cerita Imajinasi Menyenangkan

Karya yang bukan hanya karya satire, melainkan menggambarkan konsep suatu sistem pemerintahan yang dilakukan oleh beberapa negara.

Takhanya itu, nilai-nilai kemanusiaan atau binatangisme yang disebut dalam novel, memiliki banyak amanat mendalam. Seperti bagaimana tujuan dan cita-cita bersama akan kesetaraan justru bisa menjadi kesenjangan yang sangat nyata. Bagaimana orasi-orasi akan kepemilikan bersama ternyata menjadikan sebelah pihak sebagai buruh selamanya, dan pihak lain sebagai penguasa selamanya.

Novel ini layak dibaca oleh semua tingkatan usia mulai dari anak-anak, remaja, dan dewasa. Setiap jengjang usia akan menangkap maksud berbeda-beda. Namun, pemahaman mereka akan meningkat seiring waktu.

Novel Animal Farm membawa penulisnya, George Orwell dalam popularitasnya dalam kepenulisan.***