Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Review dan Sinopsis Serial Caliphate: Sebuah Thiller Menegangkan

 

Serial Caliphate

Tanganhelra.com- Serial Caliphate merupakan serial netflix yang tayang perdana pada 2020 silam, dan merupakan bahasa inggris dari kata khilafah.

Serial Caliphate bercerita tentang kelompok ISIS (Islam Irak dan Syam) yang merupakan kelompok militan ekstrem, yang mendoktrin jihadisme.

Serial Caliphate bercerita tentang dua hal. Pertama, seorang perempuan di kelompok ISIS yang minta diselamatkan dan ingin pulang ke negara asalnya, yaitu Swedia. Kedua, tentang tiga orang anak perempuan di sekolah menengah yang berhasil didoktrin oleh seorang asisten guru, agar tertarik kepada ISIS.

Serial Caliphate ini merupakan serial thiller swedia yang penuh ketegangan dan berisi edukasi mengenai kelompok ISIS sebagai kelompok ekstrem yang telah menyimpang dari nilai-nilai Islam sebenarnya.

Sinopsis Serial Caliphate

Kisah serial Caliphate berawal dari Pervin (diperankan oleh Gizem Erdogan), seorang perempuan ISIS yang suaminya merupakan tentara elite dan menjadi bagian otak dari penyerangan atau pengeboman. Pervin diam-diam menyimpan ponsel yang diberikan tetangganya yang ditangkap polisi suriah.

Bersamaan dengan itu, Pervin dipukuli oleh Husyam, suaminya (diperankan Amed Bozan) untuk pertama kali, karena teman Husyam menyatakan dengan terang-terangan bahwa ia menyukai Pervin.

Pervin

Berawal dari kekecewaan terhadap suaminya, ditambah dengan fakta jika seorang suami meninggal dalam penyerangan, istri yang menjadi janda harus bersedia untuk dinikahkan dengan orang lain. Hal ini membuat Pervin sangat takut, ia akhirnya menghubungi guru SMPnya di Swedia yang kemudian dihubungkan kepada salah satu polisi Swedia bernama Fatima.

Fatima/Eva, seorang polisi Swedia

Komunikasi Pervin dan Fatima kemudian berlanjut menjadi informasi mengenai akan adanya pengeboman di Swedia yang sudah direncanakan oleh ISIS sejak lama. Keduanya berbagi informasi dan merencakan kepulangan Pervin ke Swedia.

Kisah lainnya adalah kisah Sulle (diperankan Nora Rios), Kerima (Amanda Sohrabi), dan Lisha yang merupakan adik Sulle (Yussra El Abdouni) terdoktrin untuk simpati terhadap ISIS oleh asisten guru yang bernama Ibrahim Haddad atau Ibbe (Lancelot Ncube).

Sulle dan Kerima

Keluarga Sulle merupakan keluarga Islam, tetapi ia dan adiknya dilarang memakai jilbab, bahkan tidak diajarkan salat. Hal ini karena ayah dan ibu Sulle memiliki pengalaman tidak menyenangkan terhadap ISIS.

Sulle, Kerima, dan Lisha perlahan-lahan mulai mengenal Islam. Mereka belajar salat dan memakai jilbab. Sayangnya, mereka kemudian didoktrin oleh pemahaman islam yang salah, yaitu menganggap semua yang bukan islam harus dibunuh dan pantas mati.

Mereka mulai tertarik untuk pergi ke Suriah karena terus menerus dikisahkan di sana merupakan tempat berkumpulnya para saudara seiman dan ada tempat megah dan nyaman untuk hidup serta beribadah.

Kerima mulai tertarik dengan kelompok

Mereka bertiga juga terus menerus dicekoki video-video dan kampanye ujaran kebencian terhadap orang-orang yang bukan muslim, sehingga mereka pantas mati agar kembali kepada Allah. Ibbe terus mengenalkan mereka terhadap praktik bunuh diri dengan jaminan surga.

Dua kisah ini tentu saja bertentangan. Satu sisi menceritakan seorang perempuan yang mulai sadar dari praktik ISIS yang salah dan ingin menyelamatnya dirinya dan anaknya. Di sisi lain, tiga perempuan lain mulai terjebak oleh doktrin agama yang jelas malpraktik, salah kaprah, dan membahayakan.

Serial Caliphate bukan hanya menceritakan adanya kelompok ISIS dan orang-orang yang terdoktrin olehnya. Melainkan, membuka mata penonton untuk lebih berhati-hati dalam mempelajari berbagai hal, termasuk agama. Karena nyatanya, banyak orang yang salah mengartikan agama sehingga merusak representasi agama yang cinta damai menjadi agama yang penuh kebencian.

Review Serial Caliphate

Pertama, mengenai pengenalan salah benar kelompok tersebut kepada penonton, Caliphate sukses menciptakan pemahaman melalui adegan dan alur yang saling berkaitan.

Adegan Ahmed yang memerkosa Pervin, lalu berujung dengan Pervin yang membela diri dan melakukan pembunuhan, merupakan sebuah edukasi sekaligus satire yang membongkar kecacatan pola pikir mereka dalam memahami kitab suci.

Pervin dan Husyam

Pembunuhan yang dilakukan Pervin dianggap penghianatan karena telah membunuh sesama muslim, tetapi mereka tutup mata terhadap pemerkosaan dan kekerasan yang dilakukan Ahmed. Suami Pervin, Husyam bahkan mengatakan bahwa berbohong kepada sesama muslim pun merupakan dosa, tetapi memukuli istrinya diperbolehkan.

Melalui bagian ini, penonton disajikan wadah untuk mengkritik perilaku dan pola pikir mereka yang jelas sangat jauh dan bukan bagian dari ajaran Islam. Serial ini membongkar semua kesalahan pola pikir mereka yang memanfaatkan dalil untuk kepentingan mereka sendiri, dalam hal ini yang lebih diuntungkan adalah laki-laki.

Kedua, Lisha dan Kerima adalah bukti sulitnya memperbaiki pikiran manusia yang berhasil didoktrin terus menerus.

Lisha dan Sulle

Pada akhir film, penonton diberikan plot twist yang cukup menegangkan, yaitu perjuangan Pervin untuk menyelamatkan Lisha berujung sia-sia bahkan merupakan bumerang yang membunuhnya.

Lisha merupakan bukti sulitnya memperbaiki kepercayaan seseorang meskipun kepercayaan itu sepenuhnya sudah terbantahkan dan terbukti salah.

Sementara itu, Kerima merupakan bukti kepolosan dan kerapuhan seseorang bisa menjadi alat yang mudah untuk praktik doktrin.

Caliphate menggambarkan anak-anak, yang menuju fase remaja, mereka sedang mencari jati diri dan mencari apa saja hal yang bisa mereka anggap keren bahkan menjadi identitas mereka. Maka dari itu, remaja merupakan sasaran empuk untuk proses doktrinisasi.

Calipate bukan hanya menghibur penonton melalui adegan action atau genre thiller yang menegangkan, melainkan juga mendidik penonton agar bisa menilai baik-buruknya sebuah ajaran dengan pikiran terbuka.

Caliphate layak menjadi salah satu serial favorite dan direkomendasikan kepada orang-orang di sekitarmu.

 

Salam hangat,

Helra.