Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Skill yang Akan Kamu Miliki Sebagai Pengajar Muda di Gerakan Indonesia Mengajar

 

Pengajar Muda XXIII sesaat setelah pelantikan resmi sebagai PM

Tanganhelra.com- Pengajar Muda merupakan sebutan bagi para relawan dari yayasan Gerakan Indonesia Mengajar.

Gerakan Indonesia Mengajar (GIM) merupakan yayasan non profit yang menyaring sarjana-sarjana terbaik bangsa untuk ditempatkan di daerah-daerah terpencil sebagai pengajar dan pendorong masyarakat sekitar agar sama-sama berkontribusi terhadap pendidikan.

Pengajar Muda merupakan para pendaftar yang mengikuti berbagai rangkaian seleksi sekaligus beberapa pelatihan khusus yang dilakukan selama berbulan-bulan lamanya.

Pelatihan Calon Pengajar Muda (CPM) dilakukan 1-2 bulan sesuai dengan kondisi dan keadaan tertentu. CPM diberikan berbagai pelatihan materi dan praktik untuk mempersiapkan fisik, mental, ilmu, dan skill yang akan berguna saat mereka ditempatkan di daerah-daerah.

Lalu, apa saja skill yang akan kamu dapatkan jika kamu menjadi pengajar muda?

Berikut, 5 skill yang akan kamu miliki jika kamu bergabung menjadi pengajar muda di Gerakan Indonesia Mengajar.

    1. Cepat Beradaptasi Terhadap Segala Keadaan

Proses pelatihan Calon Pengajar Muda dilakukan dengan padat dan dirancang agar CPM siap jika dihadapkan dengan keadaan “mendadak” atau “terdesak”.

Selama pelatihan, CPM akan menemui berbagai kejutan yang membutuhkan pengelolaan waktu secara efektif, gesit, dan dapat membuat keputusan sebaik dan secepat mungkin.

Bahkan, di beberapa bagian pelatihan, CPM dihadapkan dengan situasi terbatas yang menguji ketahanan mental dan bekal kreatifitas yang mereka miliki.

Hal ini membuat Pengajar Muda kemudian terbiasa dengan situasi terdesak atau dalam keadaan terbatas sehingga kemampuan adaptasi pengajar muda selama berada di daaerah terpencil sudah terasah dengan baik.

Pengajar Muda Kayong Utara Menuju Desa Banyuabang

Kemampuan adaptasi pengajar muda akan meliputi berbagai hal, salah satunya adalah makanan, tempat tinggal, kondisi masyarakat, kondisi lingkungan, cuaca, hingga keterbatasan lainnya.

2.  Bersyukur dan Bijak saat Menemui Kenyamanan

Seorang pengajar muda akan ditempatkan di desa-desa berbeda dengan kondisi keterbatasan yang berbeda-beda pula.

Misalnya, seorang pengajar muda yang menghadapi keterbatasan akses komunikasi, mungkin ia mudah dalam akses air bersih. Sebaliknya, bisa jadi pengajar muda yang mengalami kemudah akses air, ia mudah dalam segi akses transportasi dan hal lainnya.

Akan ada banyak perbedaan tantangan dan keterbatasan yang dihadapi oleh setiap Pengajar Muda.

Hal ini membuat para pengajar muda menjadi lebih bersyukur jika menemui hal-hal yang sebelumnya menjadi tantangan selama di desa.

Pengajar Muda yang selama bertugas di desa tidak memiliki akses internet, akan sangat bersyukur dan lebih bijak dalam memanfaatkan internet saat ia akhirnya menemukan sinyal yang cukup baik.

Pengajar muda yang sebelumnya kekurangan air bersih, akan sangat bersyukur dan lebih bijak dalam menggunakan air. Begitu pula dengan tantangan-tantangan lain yang membuat diri pengajar muda menjadi lebih bersyukur dan bijak saat mendapatkan kenyaman.

 

3. Mudah Bersosialisasi dan Kritis

Tugas seorang Pengajar Muda bukan hanya mengajar, lho. Pengajar Muda juga bersosialisasi dan terlibat dalam masyarakat desa maupun kabupaten.

Hal ini membuat Pengajar Muda tidak hanya memiliki kemampuan mengajar, tetapi juga berbaur dan “menjadi” bagian dalam masyarakat.

Pengajar Muda dalam Kegiatan Bersama Masyarakat

Pengajar Muda membantu untuk mendorong masyarakat agar sama-sama berkontribusi dan memiliki bagian untuk berperan dalam kemajuan pendidikan di Indonesia, terutama di daerahnya masing-masing.

Kondisi tersebut menjadikan pengajar muda terbiasa bersosial dengan berbagai macam usia, mulai dari anak-anak sekolah dasar, anak-anak usia menengah ke atas, remaja dan pemuda-pemudi desa, hingga orang tua dan perangkat desa maupun daerah.

Saat bersosialisasi dengan berbagai macam usia, pengajar muda tentunya akan menemui dan mendengarkan berbagai masalah yang berbeda-beda pula. Hal tersebut membuat pengajar muda menjadi lebih kritis dalam memahami setiap keadaan dan masalah yang ada.

4. Coaching

Tugas pengajar muda untuk bersosialisasi dan bergaul dengan berbagai macam orang dan dari berbagai rentang usia membuat mereka mendengarkan banyak hal seperti cerita, curhat, hingga masalah yang sedang dihadapi oleh orang-orang tersebut.

Kadang-kadang, obrolan tersebut berisikan masalah-masalah yang diharapkan bisa dicarikan solusinya oleh Pengajar Muda.

Maka dari itu, Pengajar Muda sudah dibekali dan mampu untuk melakukan coaching yaitu memberikan arahan sesuai dengan masalah dan kemampuan penyelesaian yang bisa dilakukan oleh orang yang menceritakan masalah tersebut.

Kemampuan coahing ini berfokus untuk menggali apa saja yang dialami oleh seseorang, masalah apa yang mereka hadapi, apa saja yang sudah mereka lakukan untuk mengatasinya, dan tindak lanjut yang akan mereka lakukan selanjutnya.

Kemampuan ini dimiliki oleh Pengajar Muda sebagai upaya untuk mendorong setiap orang menggali dan berusaha menyelesaikan permasalahannya dengan langkah-langkah kecil yang bisa mereka lakukan.

Hal ini pula yang kemudian bisa mendorong masyarakat untuk berkontribusi dan lebih peka terhadap perkembangan pendidikan.

5. Budaya Refleksi Diri

Skill atau kemampuan yang kelima adalah terbiasa merefleksikan apa-apa saja yang kurang atau belum dilakukan dengan maksimal, mengapresiasi apa saja yang sudah dilakukan dengan baik, hingga merencakan apa saja yang akan dilakukan selanjutnya.

Budaya atau kebiasaan ini merupakan sebuah bentuk evaluasi diri sebagai usaha membangun kualitas diri yang lebih baik di kemudian hari.

Pengajar Muda dalam pelatihan

Biasanya, seseorang akan kurang senang jika mendapatkan kritikan atau evaluasi dari orang lain (baik itu berupa kinerja, perilaku, dan hal lainnya). Namun, budaya refleksi ini justru membuat orang-orang mengakui apa saja yang kurang dari dirinya dan apa yang bisa ia lakukan untuk memperbaikinya.

Seorang pengajar muda sudah dibiasakan dan akhirnya terbiasa untuk berefleksi sebagai cara menentukan langkah-langkah apa saja yang harus ia perbaiki dan harus ia lakukan di kemudian hari.

Budaya ini merupakan kemampuan dan kebiasaan yang baik untuk meningkatkan kualitas diri dari hari ke hari.

Nah, itulah 5 Skill yang akan kamu dapatkan jika kamu menjadi pengajar muda. Jadi, untuk kamu yang tertarik dan berminat menjadi bagian dari Pengajar Muda di Gerakan Indonesia Mengajar, mari bersama-sama membangun pendidikan di Indonesia.***

 


Salam hangat,

Helra.