Mari Bermain Peran: Metode Pembelajaran Kreatif IPS
Bermain peran untuk pelajaran IPS sejarah |
Tanganhelra.com-
Bermain peran atau
roleplay merupakan salah satu metode pembelajaran kreatif yang bisa diterapkan
dalam beberapa mata pelajaran, khususnya mata pelajaran IPS
Metode
bermain peran atau roleplay dapat dilakukan untuk membuat siswa memahami materi
berdasarkan sesuatu yang dia kerjakan sehingga ia menjadi lebih cepat ingat
tentang materi tersebut.
Bermain
peran atau roleplay dapat dilakukan salah satunya untuk mata pelajaran IPS,
utamanya tentang sejarah. Siswa dapat memainkan lakon mengenai sejarah tertentu
untuk mengetahui tokoh dan alur dari cerita dalam suatu sejarah.
Sebagai
contoh, siswa-siswi SDN 17 Matan Kabupaten Kayong Utara awalnya sangat
kesulitan untuk memahami sejarah datangnya bangsa Belanda ke Nusantara. Kisah
sejarah tersebut membuat mereka mengantuk terutama karena sulitnya menyebutkan
nama-nama tokoh-tokoh yang ada.
Sementara
itu, pembelajaran kreatif dibuat bukan hanya untuk menyenangkan hati siswa
melainkan untuk memudahkan siswa dalam belajar dan menghafal. Bermain peran
atau roleplay merupakan pembelajaran kreatif yang bukan hanya menyenangkan,
tetapi juga membuat siswa cepat mengingat alur dan tokoh.
Takhanya
itu, sebelum melaksanakan bermain peran dalam sebuah pelajaran, ada beberapa
hal yang perlu dipersiapkan oleh guru dan murid agar bermain peran dapat
dilakukan dengan sebaik mungkin.
Berikut ini langkah-langkah dan hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum memainkan peran.
1. Guru meringkas dan membuat garis besar inti-inti sejarah yang akan dimainkan
Meringkas
dan membuat inti-inti cerita sangat penting dilakukan, hal ini bertujuan agar
siswa yang memainkan peran bisa memahami alur cerita dengan sangat sederhana.
Buatlah gambaran adegan demi adegan dengan durasi yang tidak terlalu lama.
Guru mempersiapkan alur untuk bermain peran |
Misalnya, untuk memainkan peran tentang kedatangan Belanda, guru perlu membagi 5 adegan inti. Pertama, kedatangan awal belanda ke Banten. Kedua, orang Belanda yang awalnya membeli dagangan dengan baik-baik, tetapi kemudian menjadi arogan.
2. Guru membagikan peran
Hal ini tentu saja merupakan hal yang sangat penting. Bagilah peran secara merata kepada siswa-siswa. Buatlah semua orang terlibat sehingga bisa menyadari ia melakukan apa dan sebagai apa dalam cerita sejarah tersebut.
Setelah itu buatlah kelompok-kelompok sesuai peran yang dibagikan. Misalnya, pemeran orang-orang di kesultanan Banten, pemeran para pedagang, dan pemeran orang-orang Belanda.
3. Guru meminta siswa menyiapkan bahan-bahan sesuai peran
Catatan penting: Untuk benda-benda tajam seperti gunting atau cutter, baiknya buatlah siswa meminta persetujuan dulu kepada orang tuanya seperti “setiap orang bawalah gunting, tetapi izin dulu kepada orang tua gunting ini akan dipakai untuk persiapan bermain peran, jika tidak boleh berarti jangan di bawa”
Kelompok pedagang pala dan cengkih |
Hal tersebut untuk menghindari adanya kecelakaan sekaligus informasi kepada orang tua terkait apa yang akan dilakukan anak-anaknya dengan alat tajam tersebut. Buatlah siswa yang tidak diizinkan membawa gunting untuk berbagi tugas dengan kawan lainnya.
4. Siswa membuat alat-alat yang mendukung peran
Pada hari pelaksanaan, guru mengarahkan siswa menjadi kelompok-kelompok sesuai peran. Kemudian guru memberikan arahan benda-benda apa saja yang harus dibuat oleh siswa.
Misalnya, untuk pemeran di kesultanan Banten, mereka harus membuat sebuah ruangan di dalam istana. Ada kursi untuk sultan dan sultanah, serta beberapa perlengkapan untuk para pengawal sultan.
para pengawal sultan dan orang-orang belanda membuat kumis |
Untuk para pedagang, mereka akan membuat perlengkapan dagang seperti meja, barang-barang dagang seperti emas, beras, pala, cengkih, dan barang-barang lainnya yang akan dibeli orang-orang Belanda.
Para pemeran Belanda juga bisa membuat seolah-olah berada di sebuah kapal yang akan mendarat di Banten. Para siswa juga bisa diminta membuat kumis palsu agar lebih terlihat seperti orang-orang Belanda pada masa itu.
5. Guru memantau pekerjaan siswa dan bersiap memainkan peran
Setelah semua perlengkapan siap, guru bisa menjadi narator cerita yang memandu adegan demi adegan terlaksana dengan lancar.
Siswa akan bermain sesuai narasi yang dibacakan narator. Tentu saja
setiap siswa perlu mengetahui peran apa yang ia mainkan sehingga saat narator
membacakan cerita mereka bisa mengetahui siapa dan bagaimana mereka harus
berperan.
Kedatangan Belanda ke Banten |
Itulah
langkah-langkah dan hal-hal yang perlu dipersiapkan guru dan siswa untuk
melakukan metode pembelajaran bermain peran atau lebih dikenal sebagai
roleplay. Sebagai tambahan, guru boleh menempelkan nama karakter di baju siswa
agar memudahkan mereka menghafal nama tokoh.
Siswa SDN 17 Matan selesai melaksanakan kegiatan bermain peran |
Pembelajaran
kreatif bukan semata-mata untuk menyenangkan hati para siswa, tetapi juga untuk
memudahkan siswa memahami materi yang disampaikan. Oleh karenanya, bermain
peran atau roleplay menjadi salah satu pembelajaran kreatif yang bisa dicoba
oleh guru-guru. Selamat mencoba!
Salam
Hangat,
Helra.