Review dan Sinopsis Gadis Kretek (Romansa Sejarah Memilukan)
dasiyah dalam gadis kretek |
Tanganhelra.com—Serial Gadis Kretek, bagaimana sinopsis kisahnya, review alur, hingga kualitasnya sebagai alih wahana dari novel Gadis Kretek karya Ratih Kumala.
Serial Gadis Kretek merupakan adaptasi dari novel dengan judul yang sama oleh Ratih Kumala dan terbit pertama kali pada 2012 lalu. Serial ini berjumlah 5 episode dengan masing-masing episode berdurasi sekitar satu jam.
Beberapa aktor dan aktris yang tampil dalam Gadis Kretek di antaranya, Dian Sastro, Ario Bayu, Arya Saloka, Putri Marino, Sheila Dara, Tissa Biani dan beberapa aktor lainnya yang menuai banyak pujian dalam kesuksesan serial ini.
Gadis Kretek mengambil latar Indonesia di masa lampau, tepatnya pada sekitar tahun 1960-an ketika industri kretek sedang marak di Indonesia.
Serial ini juga menyinggung salah satu tragedi sejarah yang cukup besar di Indonesia, yaitu Gerakan 30 September yang kemudian menjadi salah satu titik balik dalam alur cerita serial ini.
Berikut ini merupakan sinopsis dan review singkat mengenai Serial Gadis Kretek yang tayang di platform daring Netflix.
Sinopsis Gadis Kretek
Soeraja yang merupakan pemiliki dari perusahaan rokok besar, mengalami sakit parah dan mulai mengigau. Suatu hari ia mengigau dengan meminta anak bungsunya, Lebas, untuk mencari seorang wanita bernama Jeng Yah.
Soeraja memberikan Lebas sebuah kunci, yang kemudian mengantarkan Lebas kepada sebuah foto dan surat. Berbekal hal itu, Lebas pergi ke kota M untuk mencari tahu di mana pabrik yang ada dalam foto tersebut.
Beruntung, Lebas bertemu dengan Arum, anak dari salah satu penyumbang koleksi kretek di museum. Arum mengaku bahwa ibunya ada dalam foto yang dipegang Lebas. Obrolan mereka kemudian menghasilkan simpulan bahwa Jeng Yah adalah bude (bibi) dari Arum.
Arum dan Lebas dalam Gadis Kretek |
Arum dan Lebas kemudian menemukan surat-surat Jeng Yah dan Soeraja yang mengantarkan mereka kepada cerita masa lalu. Cerita tentang pertemuan Soeraja dan Jeng Yah, dan bagaimana Jeng Yah menjadi si gadis kretek.
Keluarga Jeng Yah merupakan pemiliki kretek merdeka, kretek yang sangat laris pada masa itu. Jeng Yah sebagai mandor berambisi untuk menciptakan saos atau perasa dalam membuat kretek.
Keluarga Kretek Merdeka |
Sementara pada masa itu, perempuan dilarang masuk ke dalam ruang pembuatan saos karena dianggap bisa membuat tembakau menjadi asam. Bagian ini menunjukkan adanya patriarki bahkan dalam industri kretek di masa lalu.
Adanya Soeraja di dalam pabrik, membuat ia membantu Jeng Yah agar bisa masuk ke ruang saos dan meracik saosnya sendiri. Kisah cinta antara keduanya juga tumbuh, meskipun saat itu Jeng Yah sudah bertunangan dengan seorang TNI.
Jeng Yah dalam Ruang Saos |
Singkatnya, Jeng Yah berhasil membuat saos dari bunga mawar yang membuat ayahnya mengeluarkan merk baru, yaitu Kretek Gadis. Hubungannya dengan Soeraja juga mendapatkan lampu hijau dan mengantarkan mereka berdua pada pernikahan.
Gerakan 30 September dalam Serial Gadis Kretek
Namun, tragedi Gerakan 30 September terjadi, banyak masyarakat yang dianggap terlibat dalam partai, kemudian ditangkap dan ditahan. Sialnya, Soeraja membawa pulang beberapa bungkus kretek merah yang merupakan hasil produk dari partai tersebut.
Kompetitor kretek juga menjebak ayah Jeng Yah ke dalam daftar partai, sehingga Jeng Yah dan ayahnya ditangkap, sementara Soeraja berhasil melarikan diri dan diselamatkan oleh pemilik kretek Proklamasi.
Kisah cinta antara Jeng Yah dan Soeraja menjadi rumit. Soeraja terjebak untuk mengabdi pada kretek proklamasi dan kemudian menikah dengan anak perempuannya. Sementara Jeng Yah harus mendekam dalam penjara dan setelah bebas, ia harus menghadapi kenyataan yang lebih menyedihkan.
Review Serial Gadis Kretek
Perempuan, Kebebasan, dan Tragedi
Dian Sastro sebagai Jeng Yah berhasil menunjukkan perempuan ningrat yang berpendidikan, memiliki ambisi, dan jatuh cinta dengan elegan. Cerita mungkin akan lebih mudah jika sejak awal Jeng Yah berserah diri untuk menikah dengan Seno Aji, TNI yang merupakan tunangannya
Namun, sejak awal Gadis Kretek menceritakan tentang perempuan yang ingin bebas dan merdeka. Bebas untuk melakukan apa yang ia inginkan dan ingin ia coba. Merdeka untuk memilih apa yang ingin pilih, salah satunya cinta.
Serial ini berhasil memvisualisasikan bagaimana seorang wanita pada zaman itu, memiliki tekad untuk memerjuangkan keinginannya, dan mencoba untuk tidak berserah diri sebagaimana adat dan budaya yang mengatur wanita sedemikian rupa.
Dalam perjuangannya, Jeng Yah memiliki kodrat manusia pada umumnya, yaitu jatuh cinta kepada seseorang yang mendukungnya dan mencintainya dengan cara berbeda dari kebanyakan orang.
Jeng Yah dan Soeraja dalam Gadis Kretek |
Berbarengan dengan kebebasan, serial ini juga menunjukkan bahwa seringkali perjuangan dan kebebasan tidak mengantarkan manusia kepada kemujuran. Sebaliknya, sebuah perjuangan kadang mengantarkan manusia kepada pelajaran.
Dalam serial Gadis Kretek, masalah tidak tercipta oleh tokoh mana pun. Melainkan sebuah tragedi sejarah yang menjadi sumbu dari masalah, kemudian datang bersamaan dengan keputusan-keputusan tiap tokoh yang menjadikannya sebuah tragedi yang lebih besar.
Cinta dan Tahta yang Membingungkan
Tokoh Soeraja merupakan tokoh yang layak didefinisikan sebagai “pria banget”, bukan karena penampilannya yang maskulin, melainkan karena ambisinya dalam mengejar cinta, tahta, dan harga di saat yang bersamaan.
Soeraja rela melakukan apa saja dan membuktikan bahwa ia pantas untuk bersama Jeng Yah, hal ini menggambarkan karakternya memiliki ambisi cinta yang kuat.
Setelah itu, tragedi mengantarkan Soeraja untuk terjebak dan memilih tahta dan harta.
Meskipun awalnya ia melakukan penghianatan atas nama cinta, tetap saja ada bagian saat Jeng Yah memberikan kesempatan kepada Soeraja untuk kembali , tetapi ia dengan sadar memilih mempertahankan tahta.
Karakter Soeraja tumbuh dengan ambisi yang semakin memuncak. Semua ambisi itu lagi-lagi ia sebut atas nama cinta.
Serial ini berhasil menunjukkan kebingungan yang dialami seorang lelaki tanpa harta dan keluarga yang tiba-tiba dihadapkan pada pilihan tahta atau cinta.
Korban dari Memaksakan Cinta
Ketika dua orang saling jatuh cinta, lalu kemudian menghadapi hal-hal yang rumit, seringkali keduanya rela mengambil banyak resiko atas perasaannya.
Meski begitu, mereka kadang tidak menyadari bahwa keputusan yang mereka buat bisa menjadikan orang lain sebagai korban.
Dalam serial Gadis Kretek, korban paling nyata adalah adik dari Jeng Yah, yaitu Rukayah.
Kenyataan ia harus mengurus Arum seorang diri, banting tulang bekerja kesana kemari, dan tidak menikah karena sibuk membesarkan Arum, membuat ia menjadi korban paling menyedihkan.
Bukan hanya itu, Rukayah harus merasakan kebencian dan trauma selama hidupnya, yang kemudian mengantarkannya menjadi orang tua dengan delusi.
Itulah sinopsis dan review dari serial gadis kretek yang bisa tayang melalui platform streaming online Netflix.
Salam Hangat,
Helra